Semoga tulisan ini menyadarkan kita semua betapa Tuhan mencintai kita, bahkan ketika kita berpaling dan meninggalkan Dia, Dia tetap setia kepada kita.
Kisah Kasih
Pada suatu hari saya bangun untuk meyaksikan matahari terbit.
Ah, kehidupan ciptaan Tuhan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Sambil terseyum, saya memuliakan Tuhan untuk karyaNya yang agung.
Sewaktu saya duduk disitu, saya merasakan kehadiran Tuhan bersama saya.
Ah, kehidupan ciptaan Tuhan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Sambil terseyum, saya memuliakan Tuhan untuk karyaNya yang agung.
Sewaktu saya duduk disitu, saya merasakan kehadiran Tuhan bersama saya.
“Apakah engkau mencintai Aku?”
Saya menjawab : ” tentu saja, Tuhan! Engkau adalah Allah dan Penyelamatku!”
Lalu Ia bartanya : “jika tubuhmu cacat, apakah engakau masih mencintai aku?”
Saya bingung, Saya memandang ke lengan, tungkai dan bagian tubuhku yang lain, dan heran berapa banyak hal yang saya anggap sudah biasa. akan tak dapat saya lakukan.
Dan saya jawab :”Akan sangat berat Tuhan, Tetapi aku akan tetap mencintai Engkau”.
Kemudian Tuhan Berkata :
“jika engkau buta, apakah engkau masih mencintai ciptaanKu?”
Bagaimana mungkin saya dapat mencintai sesuatu yang tidak dapat saya lihat?
Lalu saya teringat akan banyak orang buta di dunia dan bagaimana mereka tetap mencintai Tuhan dan ciptaanNya.
Tuhan kemudian berkata kepada saya:
“jika engkau tuli, Apakah engkau masih mau mendengarkan sabdaKu?”
Bagaimana mungkin saya mendengarkan sesuatu bila tuli? Lalu saya mengerti. Mendengarkan sabda Tuhan bukan hanya dengan telinga, tapi juga dengan hati.
Saya menjawab : “Akan sulit sekali,Tuhan, tetapi aku akan tetap mendengarkan SabdaMu”.
Kemudian Tuhan bertanya:
“Jika engkau bisu, apakah engkau masih memuliakan namaKu?”
bagaimana saya memuji tanpa suara? Lalu saya berpikir: Tuhan menghendaki kita bernyanyi dari lubuk hati, bagaimanapun bunyinya. Dan memulikan Tuhan tidak Harus dengan nyanyian; saat dianiayapun dapat kita ucapkan kata-kata pujian.
Jadi saya menjawab : “Biarpun aku bisu, aku akan tetap memuliakan namaMu”.
Lalu Tuhan bertanya:
“Apakah engkau sungguh-sunnguh mencintai Aku?”
Dengan berani dan tanpa ragu saya menjawab tegas :”Ya, Tuhan! Aku mencintai Engkau, sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang benar!”
Saya kira saya sudah menjawab dengan baik, tetapi…
Tuhan bertanya:
“LALU MENGAPA ENGKAU BERBUAT DOSA?”
Saya menjawab:”Sebab aku hanya manusia. aku tidak sempurna”.
“LALU MENGAPA PADA WAKTU TENTERAM ENGKAU MENYIMPANG PALING JAUH? MENGAPA HANYA BILA SUSAH ENGKAU BERDOA PALING SUNGGUH-SUNGGUH?”
Tidak ada jawaban. Hanya air mata.
Tuhan menlanjutkan :
“Mengapa bernyayi hanya pada waktu doa bersama dan retret?
Mengapa mencari aku hanya pada waktu ibadat?
Mengapa memohon sesuatu dengan begitu mementingkan diri sendiri?
mengapa memohon sesuatu dengan begitu tidak tepat?”
air mata mengalir terus ke pipi saya.
“Mengapa engkau malu akan Aku?
Mengapa engkau tidak menyebarkan luaskan Kabar Gembira?
Mengapa pada waktu dianiaya engkau menangis kepada orang lain, sementara Aku menawarkan pundakKu sebagai tempat menangis?
Mengapa mengemukakan berbagai macam alasan sewaktu Aku memberi kesempatan kepadamu untuk melayani dalam namaKu?”
Saya menjawab, tetapi tidak ada jawaban yang dapat saya berikan.
“Engkau telah diberkati dengan kehidupan. Jangan sia-siakan berkat ini.
Aku telah menganugrahkan bakat untuk melayaniKu, namun engkau menolak.
Aku telah mengungkapkan sabdaKu, namun pengetahuanmu tidak bertambah.
Aku telah berfirman kepadamu, namun engkau menutup telingamu.
Aku telah memperlihatkan berkat-berkatKu, namun engkau membuang muka.
Aku telah mengirim pelayan-pelayan, namun engkau membiarkan mereka diusir.
Aku telah mendengarkan doa-doamu dan Aku telah menjawab semuanya”.
“APAKAH ENGKAU SUNGUH-SUNGUH MENCINTAI AKU?”
Saya tidak menjawab. Bagaimana mungkin saya dapat? Saya malu tak terhingga. Saya tidak mempunyai alasan. Apa yang dapat saya katakan terhadap ini? Setelah hatiku menjerit dan air mata mengalir, saya berkata:
“Ampuni aku ya Tuhan aku tidak pantas menjadi anakMu”.
Tuhan menjawab :”itulah rahmatKu, anakKu”.
Saya bertanya : “Lantas mengapa Engkau terus menerus mengampuni aku. Mengapa Engkau begitu mencintai aku?”
Tuhan menjawab :”karena engkau adalah ciptaanKu. Engkau adalah anakKu. Aku takkan pernah meninggalkanmu”.
“Bila engkau menangis, Aku akan terharu dan menangis bersamamu.
Bila engkau berteriak kegirangan, Aku akan tertawa bersamamu.
Bila engkau sedih, Aku akan membesarkan hatimu.
Bila engkau jatuh, Aku akan mengangkatmu.
Bila engkau lelah, Aku akan menggendongmu.
Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman, dan Aku akan mencintaimu selama-lamanya”.
Tak pernah saya menangis sekeras itu. Bagaimana mungkin hati saya telah dingin? Bagaimana mungkin saya menyakiti Tuhan seperti yang telah saya lakukan?
Saya bertanya kepada Tuhan : “seberapa besar KasihMu kepadaku?”
Tuhan membentangkan kedua tanganNya, dan saya melihat bekas-bekas tembusan paku.
Saya bersujud dihadapan Kristus, PenyelamatKu.
Dan untuk pertama kalinya saya sungguh-sungguh berdoa.
pengarang tak diketahui.
Disebarluaskan Oleh Marriage Encounter Indonesia.
Disadur ulang dari blog : "MENTARI"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar