Disebuah kebun bunga yang luas berdiri lah seorang guru meditasi
dan seorang muridnya. Ini adalah hari terakhir si murid berada di rumah
meditasi. Sebelum menyelesaikan ilmu meditasinya, ia akan menerima tes
terakhri dari gurunya.
Sang guru membawanya ke sebuah ladang bunga yang
cukup luas, dan memberinya sebuah tugas. Murid tersebut diberi tugas
untuk berjalan lurus menuju ujung dari ladang tersebut sambil mencari
setangkai bunga yang paling indah tanpa boleh berbalik sedikitpun. Dan
hanya satu tangkai saja yang boleh ia bawa keluar dari ladang tersebut.
Si
murid pun mulai berjalan menelusuri ladang itu, lalu dia menemukan
bunga yang indah dan memetiknya. Dia lanjutkan lagi perjalanannya sambil
berharap akan menemukan lagi bunga yang lebih indah. Dalam perjalanan
dia membuang bunga yang sebelumnya dia petik dan memetik lagi bunga yang
dia anggap lebih indah dari sebelumnya. Ya hal tersebut dia lakukan
karena dia hanya boleh membawa satu tangkai saja keluar dari ladang
bunga itu. Dia melanjutkan lagi perjalanannya, dia membuang bunga yang
sebelumnya diambil dan memetik lagi bunga yang lebih indah didepannya.
Dia melakukan hal itu terus menerus, ambil-buang ambil-buang ambil-buang.
Hingga disaat mendekati ujung, dan dia tidak menyadari hal itu,
dia membuang bunga yang dipetik dan berharap menemukan yang lebih baik
dari itu, namun apa yang dia dapat?? Ujung ladang sudah ada didepannya
dan dia tidak membawa satu tangkai pun bunga yang akan dia berikan untuk
gurunya.
Diujung ladang sang guru telah menantinya dan hanya tersenyum
saat melihat muridnya yang kebingungan karena tidak ada satu tangkai pun bunga
yang dia bawa untuk gurunya.
Dari cerita tersebut kita dapat belajar, bahwa kita harus bisa menahan diri untuk bisa memuaskan diri kita akan sesuatu yang tidak kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar